
Narasi tentang kota-kota selalu mengundang rasa penasaran publik untuk mengetahui sejarah dan kisah-kisah masa lalunya untuk jadi pijakan pada kemajuan dan peradaban, khususnya bagi generasi muda. Terlebih, bila narasi itu berhubungan dengan kota-kota lain lintas-geokultur yang nyaris sama dalam satu sudut pandang, sejarah.

Sunyoung Oh, kurator independen dari Korea Selatan, mengundang seniman-seniman asal Korea Selatan dan Indonesia. Menariknya, karya mereka mengupas sisi sejarah mengenai perjalanan kota masing-masing melalui karya seni rupa kontemporer berupa instalasi video, objek, karya grafis (batik), repro dokumen sejarah dan pemberitaan, grafiti, diorama, dll.

Kurator pameran, Sunyoung Oh, mengatakan sebelum pembukaan pameran Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis (13/9) petang, bahwa projek seni Project 7 ½ itu merupakan upaya memeriksa kembali ingatan sejarah modernisasi yang berlangsung di Korea dan Indonesia pada kurun waktu paska perang Dunia Kedua.
Pameran ini berlangsung pada tanggal 13 – 29 September 2018 di gedung A, Galeri Nasional Indonesia dan berlanjut dengan pameran Gajah Dalam Ruangan yang akan diselenggarakan di Museum Sejarah Jakarta, pada tanggal 1 – 31 Oktober 2018.

Pameran Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan sebelumnya dipamerkan di Seoul dan Gimhae dengan melibatkan seniman-seniman; Forum Lenteng (Jakarta), Irwan ahmett dan Tita Salina (Jakarta), Jatiwangi art Factory [JaF] + Badan Kajian Pertanahan (Jatiwangi), mixrice (Seoul), Sulki dan Min (Seoul), dan Sunah Choi (Busan, Berlin).
“Pameran ini unik dan menarik karena bisa menyajikan sejarah dua kota,” kata Sutopo, salah satu pengunjung pameran di halaman Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (13/9) malam
Bingkai kuratorial pameran ini merujuk pada sejarah perubahan dan perkembangan kota yang juga berlaku secara universal. Latar belakang geo-kultur yang berbeda-beda tetapi sesungguhnya memiliki benang merah yang sama, mengenai bagaimana sebuah kota membangun peradaban kotanya. Banyak hal menarik untuk mengkaji persoalan masyarakat urban di sebuah kota, salah satunya sejarah peradaban kota itu sendiri. Sunyoung Oh, kurator pameran ini, melihat pokok soal penting yang terjadi di kota-kota yang memiliki hubungan sejarah dengan masyarakat Indonesia, yaitu perkara budaya tradisi yang tergeser oleh budaya metropolitan dimana ada persoalan kemanusiaan di sana.
Keterangan lebih lanjut mengenai proyek seni ini dapat mengunjungi laman http://www.sevennahalf.com/en